![]() |
Kegiatan Wiwitan dan Panen Raya Padi yang berlangsung di Bulak Rowo Jembangan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Kamis (10/4/2025). |
Kulon Progo (F86) - Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Bambang Sujarwo, menghadiri kegiatan Wiwitan dan Panen Raya Padi yang berlangsung di Bulak Rowo Jembangan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Kamis (10/4/2025).
Dalam laporan yang disampaikan Lurah Gulurejo, Bejasantosa, disebutkan bahwa total luas lahan pertanian padi di wilayah tersebut mencapai ±110 hektare, termasuk di dalamnya lahan cetak sawah baru seluas 5,16 hektare di Padukuhan Klipuh.
Meski demikian, para petani masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain banjir akibat limpahan air dari hulu, drainase pemukiman yang membawa sedimen, keterbatasan akses jalan usaha tani, serta saluran irigasi yang belum optimal. Para petani pun berharap adanya dukungan berupa penguatan tanggul, perbaikan bendungan dan jembatan, serta pengadaan jaringan internet pertanian.
Bupati Kulonprogo, R. Agung Setyawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata perhatian terhadap sektor pertanian. Ia menegaskan bahwa Gulurejo memiliki potensi besar sebagai kawasan cadangan pangan, namun masih terkendala persoalan banjir dan infrastruktur.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan normalisasi sungai serta menyediakan peralatan pertanian modern guna mendukung generasi petani milenial,” ujar Bupati.
Sementara itu, Asisten Sekda DIY, Tri Saktiyana, menekankan bahwa Kulon Progo diharapkan dapat menjadi lumbung pangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia menyatakan bahwa tradisi wiwitan dan panen raya bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan gerakan kultural dan ekologis.
Menurutnya, tantangan drainase dan irigasi yang belum optimal di wilayah Lendah dan Sentolo harus diselesaikan dengan pendekatan teknis serta partisipatif.
“Pangan adalah soal kedaulatan, dan Gulurejo harus teguh menjadi Kalurahan Mandiri Pangan,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan prosesi pemotongan tumpeng sebagai simbol dimulainya musim panen, dengan tetap melestarikan nilai-nilai tradisi budaya serta semangat kebersamaan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan di Kulon Progo.(Red).
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media