Yogyakarta (F86) - Ratusan buruh berkumpul di Tugu Yogyakarta untuk merayakan May Day, hari buruh internasional. Massa aksi membawa spanduk berisi tuntutan kepada pemerintah, termasuk merevisi UU Cipta Kerja yang dianggap tidak pro-buruh, menaikkan upah pekerja untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Kamis (1/5/2025).
Salah satu orator, perwakilan dari SERBUK, menyatakan bahwa May Day adalah hari perlawanan bukanlah hari untuk bersenang-senang. "Kami tidak hanya merayakan hari buruh, tetapi juga memperjuangkan hak-hak para buruh,"tegasnya.
Sementara perwakilan dari Forum Buruh Bersatu, Dani Eko Wiyono, menyatakan bahwa di Yogyakarta banyak terjadi PHK dan mungkin juga di Indonesia. "Jangan kita sia-siakan perjuangan Marsinah yang telah berjuang memperjuangkan hak buruh waktu itu," jelas Dani.
Hal ini menunjukkan bahwa buruh tidak akan melupakan perjuangan mereka yang telah berkorban untuk memperjuangkan hak-hak buruh.
Demonstrasi ini diiringi dengan pengawalan ketat dari kepolisian untuk memastikan keamanan dan ketertiban. Kepolisian berupaya untuk mencegah terjadinya konflik antara massa aksi dan aparat keamanan.
May Day di Yogyakarta menjadi momentum bagi buruh untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Dengan tuntutan yang jelas dan pernyataan yang tegas, buruh menunjukkan bahwa mereka tidak akan diam dalam memperjuangkan kesejahteraan mereka. Pemerintah diharapkan dapat mendengarkan tuntutan buruh dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.(Red).
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media