Gunungkidul (F86) – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia memberikan apresiasi terhadap upaya menjaga ketahanan pangan melalui budidaya bawang merah. ini disampaikan saat kunjungan kerja anggota DPD RI Dapil DIY di Padukuhan Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, Senin (16/6/2025).
Kunjungan dihadiri oleh Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas bersama anggota DPD RI R.A Yashinta Sekarwangi Mega, Ir Ahmad Syauqi Soeratno, dan H Hilmy Muhammad ini diawali dengan panen raya bawang merah di lahan pertanian warga.
GKR Hemas menilai semangat dan gotong royong warga menjadi kunci keberhasilan budidaya pertanian di wilayah ini.
“Yang paling penting adalah kemauan masyarakat. Kalau ada kemauan untuk maju, apalagi dengan didikan dan pendampingan, maka hasilnya bisa maksimal,” ujar GKR Hemas.
Ia menyebut potensi Gunungkidul dalam budidaya bawang merah layak dibanggakan. Tercatat, seluas 211 hektar lahan di wilayah ini dapat ditanami bawang merah. Menurutnya masyarakat punya kemauan yang tinggi untuk mengembangkan tanaman bawang merah.
“Apa yang dilakukan petani di sini menjadi wujud nyata menjaga ketahanan pangan sebagaimana arahan Presiden,” lanjutnya.
Anggota DPD RI lainnya, R.A Yashinta Sekarwangi Mega menambahkan, pertanian bawang merah di Gunungkidul berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Ia juga menyoroti perlunya dukungan kelembagaan untuk memperkuat posisi petani.
“Bawang merah bukan hanya komoditas pangan, tapi penggerak ekonomi. Gunungkidul ini daerah agraris dengan luas lahan potensial. Namun, beberapa wilayah masih masuk kategori rentan pangan. Maka penguatan melalui koperasi seperti Koperasi Desa Merah Putih sangat penting sebagai wadah pengembangan hasil tani,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyampaikan bahwa panen raya bawang merah ini membuktikan ketangguhan petani di tengah tantangan. Semangat kemandirian pangan dan daya juang petani tetap terjaga, meski menghadapi tantangan iklim, permodalan, hingga harga pasar.
“Maka melalui dialog aspiratif ini sangat penting agar kebijakan yang lahir benar-benar berpihak dan tepat sasaran,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkab Gunungkidul terus mendorong inovasi di sektor pertanian melalui peningkatan kapasitas kelompok tani, diversifikasi produk, dan penguatan rantai pasok.
“Harapannya, desa-desa seperti Klayar tak hanya menjadi lumbung pangan, tapi juga pusat ekonomi berbasis potensi lokal,” imbuh Joko.
Panewu Nglipar, Sustiwiningsih, menjelaskan bahwa hasil pertanian bawang merah di wilayahnya cukup menjanjikan. Dari satu hektare lahan, petani dapat memanen hingga 30 ton bawang merah basah.
Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari agenda jaring aspirasi untuk menyerap masukan langsung dari akar rumput, sekaligus mendorong penguatan kebijakan berbasis kebutuhan lokal, khususnya di sektor pertanian.
“Dengan harga jual mencapai Rp25.000 per kilogram ini cukup menjanjikan,” katanya. (Zull)
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media