Label


Breaking News

Dinamika Menjaga Kemabruran Haji, Banyak Tantangan yang Harus Dihadapi

 

Ustadz H. Yusuf Ismanta dalam tausiyah Pengajian Triwulanan IPHI Kabupaten Klaten yang digelar di Aula Al-Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Sabtu (9/8/2025).

KLATEN (F86) — Menjaga kemabruran haji di era sekarang tidaklah mudah. Banyak tantangan yang dihadapi para jamaah setelah pulang dari Tanah Suci. Oleh karena itu, para pimpinan dan pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di tingkat kecamatan diharapkan semakin aktif dalam membimbing para anggota.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz H. Yusuf Ismanta dalam tausiyah Pengajian Triwulanan IPHI Kabupaten Klaten yang digelar di Aula Al-Ikhlas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Sabtu (9/8/2025).

Menurut Yusuf Ismanta, kemabruran haji bukan hanya soal diterimanya ibadah di Tanah Suci, tetapi juga tentang konsistensi menjaga nilai-nilai Islam setelah kembali ke tanah air.

“Kemabruran haji tidak berhenti saat wukuf di Arafah atau thawaf di Ka’bah. Nilai dan ajarannya harus dibawa pulang dan diamalkan di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Yusuf menegaskan, IPHI sebagai wadah berhimpunnya para haji memiliki peran strategis. Organisasi ini dapat mengadakan penyuluhan, bimbingan, dan pembinaan agar para anggota memahami makna kemabruran haji dan mengamalkannya secara konsisten.

Ia juga mengingatkan pentingnya melibatkan para haji dalam kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Kemabruran haji harus memberi manfaat, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga dirasakan oleh orang lain,” tambahnya.

Yusuf pun mengajak para haji untuk memberikan teladan yang baik, menjauhi sikap sombong, pamer, dan perbuatan yang dapat merusak kemabruran haji.

Sementara itu, Ketua IPHI Kabupaten Klaten H. Ardhana menekankan peran IPHI kecamatan sebagai ujung tombak organisasi. Menurutnya, kedekatan IPHI kecamatan dengan masyarakat membuat pesan dan ajaran tentang kemabruran haji bisa tersampaikan lebih efektif.

“Menjaga kemabruran haji bukan berarti menarik diri dari masyarakat. Justru, haji yang mabrur harus lebih bermanfaat bagi lingkungannya, menjaga keseimbangan antara ibadah dan kehidupan sosial,” tegasnya.

Ardhana berharap, dengan peran aktif dari pimpinan dan pengurus IPHI kecamatan, kemabruran haji dapat terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.(Siswanto).

Type and hit Enter to search

Close