KLATEN (F86) - Tokoh umat Hindu Klaten, Ir. Wisnu Hendrata, MMR, menegaskan bahwa umat Hindu tetap kondusif dan tidak terpengaruh oleh isu seleksi tim aubade SMP Negeri 2 Klaten yang sempat viral.
“Umat Hindu di Klaten tetap tenang, tidak terpengaruh pemberitaan yang beredar. Kerukunan anta rumat beragama di Klaten dapat terjaga dengan baik dan tidak ada permasalahan yang berarti,” ujarnya, Jumat (29/8/2025) usai bersilaturahmi ke SMP Negeri 2 Klaten.
Menurut Wisnu, isu yang berkembang hanya akibat miskomunikasi.
“Permasalahan ketidakpuasan orang tua murid yang tidak masuk tim aubade SMP Negeri 2 Klaten disebabkan adanya miskomunikasi dan mispersepsi antara orang tua dan sekolah. Hal itu seharusnya tidak menimbulkan kesan adanya ketidakrukunan,” jelas Ketua Paruman Walaka Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Tengah sekaligus Kabupaten Klaten ini.
Wisnu Hendrata kemudian mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menyikapi informasi. “Kami minta semua pihak untuk menahan diri dan tidak mudah menerima informasi yang tidak jelas sumbernya. Pastikan informasi berasal dari sumber terpercaya dan sudah diverifikasi, agar tidak memicu kesalahpahaman,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wisnu menekankan pentingnya kerukunan dalam menyelesaikan permasalahan.
“Kami mengajak semua pihak mengedepankan nilai-nilai kerukunan. Dengan menghargai perbedaan dan berbicara terbuka, masyarakat dapat menemukan solusi yang terbaik dan menciptakan suasana yang harmonis,” pungkasnya.
Kasus bermula ketika siswi SMP Negeri 2 Klaten bernama Ayodya (14) tidak lolos seleksi tim aubade. Orang tuanya kecewa dan menduga ada aturan wajib berhijab. Namun pihak sekolah membantah kabar tersebut.
“Tidak benar ada aturan seperti itu. Seleksi dilakukan secara terbuka dan transparan,” tegas Kepala SMP Negeri 2 Klaten, Tonang Juniarta.
Tonang menjelaskan bahwa penilaian tim aubade mencakup kekompakan gerakan, ketepatan, penjiwaan, ekspresi, kerapian, dan keseragaman.
“Siswi tersebut bersama 23 teman lainnya tidak lolos karena tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, bukan karena faktor diskriminasi,” tambahnya.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, bersama Wakil Bupati Benny Indra Ardhianto turun tangan untuk melakukan klarifikasi dan mediasi.
“Kami sudah mempertemukan pihak sekolah dengan orang tua siswi. Hasilnya jelas, tidak ada diskriminasi, hanya soal standar penilaian seleksi,” kata Hamenang. Ia juga meminta agar siswi segera fokus kembali ke pendidikan.(Siswanto).
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media