Yogyakarta (F86) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Yogyakarta melakukan kunjungan ke kantor DPD Partai Golkar Kota Yogyakarta. Pertemuan yang berlangsung di aula kantor partai itu diterima langsung oleh jajaran pengurus dan kader Golkar. Sabtu (27/9/2025).
Kunjungan tersebut menjadi ajang silaturahmi sekaligus diskusi strategis mengenai administrasi, kaderisasi, hingga tantangan partisipasi politik masyarakat menjelang kontestasi demokrasi di tingkat lokal. Bakesbangpol menekankan pentingnya administrasi yang tertib agar pengelolaan dana partai berjalan lancar.
Kepala Bidang (Kabid) Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Bakesbangpol Kota Yogyakarta, Polana Setiya Hati, menegaskan bahwa proposal kegiatan politik tahun 2025 sudah harus sesuai aturan yang berlaku.
Baca juga :
https://www.fakta86.com/2025/09/era-digital-jadi-fokus-pendidikan.html
“Dengan administrasi yang rapi dan terukur, proses pencairan dana bisa lebih lancar dan tidak menimbulkan kebingungan,” ujarnya.
![]() |
Foto bersama usai kegiatan kunjungan Bakesbangpol Kota Yogyakarta di Aula DPD Partai Golkar Kota Yogyakarta |
Polana juga mengapresiasi DPD Partai Golkar Kota Yogyakarta yang dinilai aktif dan tepat waktu dalam pengajuan administrasi, sehingga pencairan dana pendidikan politik dapat dilakukan lebih awal. Ia menambahkan, pelaporan keuangan sebaiknya disiapkan dalam bentuk hard copy maupun soft copy, karena pengalaman sebelumnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masih meminta dokumen digital meskipun sudah ada berkas cetak.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Yogyakarta, Agus Mulyono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa politik tidak selalu berjalan sesuai teori. Ia menilai kader dengan loyalitas dan dedikasi sering kali menghadapi tantangan, bukan penghargaan. Agus juga menyinggung keterbatasan dana pendidikan politik yang membuat DPD kerap menggunakan kas internal untuk membiayai kegiatan kaderisasi.
Agus menyoroti tantangan besar ke depan, yaitu menghadapi bonus demografi pada 2030–2031. Menurutnya, generasi muda cenderung lebih tertarik pada hiburan ketimbang politik.
“Jika kondisi ini dibiarkan, partisipasi politik hanya akan bertumpu pada generasi tua yang jumlahnya semakin sedikit,” tegasnya.
Selain itu, Agus mengingatkan pentingnya investasi politik jangka panjang dengan menyiapkan calon pemimpin lima tahun sebelum pilkada. Ia mencontohkan strategi yang dilakukan tokoh politik di daerah lain yang berhasil membangun basis dukungan sejak dini. Agus juga menegaskan, seluruh kegiatan partai kini terdokumentasi secara digital sehingga lebih transparan.(Red).
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media