Gunungkidul (F86) – Pekan Olahraga Daerah (PORDA) XVII DIY resmi akan dibuka di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta Selasa (9/9/2025) malam. Momen bersejarah ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Gunungkidul, namun dibalik dari kemeriahan Opening Ceremony justru muncul cerita getir dari berbagai kalangan jurnalis lokal.
Puluhan wartawan lokal yang ingin melakukan liputan jalannya acara tersebut justru harus menelan kekecewaan mendalam. Pasalnya, pihak panitia hanya menyiapkan 30 ID Card khusus bagi awak media (peliputan).
Kendati demikian, banyak sekali wartawan terutama jurnalis lokal Gunungkidul sendiri tidak mendapatkan akses masuk untuk melakukan liputan langsung dilokasi.
“Tentu kami ingin sekali meliput momentum bersejarah ini, namun faktanya, hanya segelintir jurnalis saja yang diberi akses masuk untuk lakukan liputan," Ujar salah seorang wartawan lokal di sekitar lokasi acara, Selasa (9/9/2025) siang.
Dengan adanya akses yang diberlakukan oleh pihak panitia PORDA XVII/DIY 2025, Pertanyaan besar pun muncul dari berbagai kalangan wartawan lokal, Ada apa dibalik seluruh pembatasan ini?.
Situasi demikian memicu tanda tanya dan menjadi perbincangan panas oleh sejumlah kalangan jurnalis.
Sejumlah pihak menilai kebijakan tersebut mengurangi peran PERS didalam menyampaikan informasi publik yang semestinya terbuka, terlebih saat Gunungkidul dipercayakan menjadi tuan rumah pada PORDA XVII/DIY kali ini.
Terlebih, profesi jurnalis sangatlah memiliki peran strategis guna menyebarluaskan semangat sportivitas dan kebanggaan tersendiri untuk Daerah.
Pembatasan akses dinilai sebagai langkah kontraproduktif, yang justru menutup ruang publik itu sendiri dalam mengawal perhelatan besar sekelas PORDA DIY/XVII. (Zull).
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media