![]() |
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten mengintensifkan penggunaan Trap Barrier System (TBS) pada lahan padi sebagai upaya menekan serangan hama tikus |
Klaten (F86) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten mengintensifkan penggunaan Trap Barrier System (TBS) pada lahan padi sebagai upaya menekan serangan hama tikus. Sistem ini dinilai lebih efektif menjaga produktivitas pertanian dan mencegah gagal panen.
Kepala DKPP Klaten, Iwan Kurniawan, saat meninjau penerapan TBS di areal persawahan Desa Jurangjero, Kamis (18/9/2025), menyebut langkah ini merupakan strategi berkelanjutan.
“Berdasarkan pemantauan, dampak serangan hama tikus jauh lebih terkendali dengan TBS,” jelasnya.
Menurut Iwan, pengendalian hama dilakukan dengan tiga metode: mekanis melalui gropyokan dan TBS, biologis dengan memanfaatkan predator alami seperti burung hantu dan ular, serta kimia. Dari ketiganya, TBS dinilai paling menjanjikan karena mampu langsung menekan populasi tikus di lapangan.
TBS diterapkan dengan pagar plastik fiber di sekeliling lahan tanam yang memusatkan jalur masuk tikus menuju perangkap berupa bubu kawat.
“Di Jurangjero, ada beberapa lahan yang dijadikan tanaman umpan. Setelah kerusakan terkendali, lahan lain mulai ditanami padi secara bertahap,” terang Iwan.
Dari sisi biaya, pemasangan TBS berkisar Rp700 ribu–Rp1 juta per patok. Untuk satu hektare lahan, dibutuhkan sekitar Rp3,5 juta–Rp4 juta. Namun, pemasangan tidak harus melingkari seluruh sawah, cukup di jalur aktif tikus dengan tambahan tanaman umpan.
“Bubu juga bisa dibuat sederhana dengan galon bekas agar lebih hemat,” tambahnya.
Iwan menegaskan, DKPP berencana memasukkan TBS dalam program perlindungan tanaman tahun depan.
“Dengan penerapan TBS, serangan hama tikus bisa ditekan, dan produktivitas pertanian meningkat,” ujarnya.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, yang turut meninjau penerapan TBS, mengapresiasi langkah strategis ini. Ia menegaskan TBS lebih efektif dibanding gropyokan tradisional.
“Satu kotak TBS bisa menangkap 30–40 ekor tikus per hari. Tahun lalu sempat gagal panen, tapi setelah TBS dipasang petani bisa panen kembali,” ungkap Bupati.
Ia menambahkan, Pemkab Klaten akan memperluas penerapan TBS dengan anggaran khusus tahun depan.
“Sudah terbukti efektif, maka akan kita sebarkan lebih masif,” tegasnya.(Siswanto).
Social Footer
Kontributor
Label
Social Media