Label


Breaking News

Dua Kereta Kencana Keraton Yogyakarta Kembali Dikeluarkan Setelah 12 Tahun untuk Kirab Bergodo

Dua kereta kencana milik Kagungan Dalem Keraton Yogyakarta, yakni Kyai Landower Surabaya dan Kyai Permili Semarang, kembali dikeluarkan untuk Kirab Bergodo yang digelar pada Rabu sore (22/10/2025).

Yogyakarta (F86) - Dua kereta kencana milik Kagungan Dalem Keraton Yogyakarta, yakni Kyai Landower Surabaya dan Kyai Permili Semarang, kembali dikeluarkan untuk Kirab Bergodo yang digelar pada Rabu sore (22/10/2025). Kedua kereta bersejarah ini terakhir kali digunakan lebih dari 12 tahun lalu dan selama ini disimpan di Museum Wahanarata Keraton Yogyakarta.

Menurut RM Pradiptya Abikusno, pihak Keraton mendapat palilah (izin) dari Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk kembali menggunakan kedua kereta tersebut dalam kirab bergodo kali ini.

“Sudah lebih dari satu dekade kereta-kereta ini tidak dikeluarkan. Alhamdulillah, kami mendapat palilah dari Ngarso Dalem untuk turut serta dalam kirab bergodo tahun ini,” ujar RM Pradiptya.

Kereta Kyai Landower Surabaya dibuat oleh pabrikan Spyker Belanda pada tahun 1900 dan berfungsi sebagai cucuk lampah atau pengawal utama dalam kirab. Di belakangnya, turut melaju Kyai Permili Semarang, kereta buatan G. Barendse pada tahun 1800 yang mampu menampung hingga 10 orang dan pernah digunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada masa itu.

Ketua Sekretariat Bersama Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra, yang juga anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, menuturkan bahwa acara kirab tersebut diselenggarakan untuk memperingati Tingalan Dalem Tahun Sri Sultan Hamengkubuwono X, yakni peringatan hari kelahiran Sri Sultan berdasarkan kalender Jawa.

“Kirab ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali nilai-nilai budaya Keraton yang tetap hidup di tengah masyarakat, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk ikut melestarikan warisan leluhur,” ujar Widihasto.

Dalam kirab kali ini, Kereta Kyai Landower Surabaya ditumpangi oleh para Bupati, Tumenggung, dan Manggolo Yuda, sementara Kyai Permili Semarang membawa para penari dan pelatihnya.

Rangkaian acara dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Kirab Bergodo, sebagai prosesi utama.
  2. Upacara Sugengan, sebagai bentuk rasa syukur.
  3. Pementasan Beksan Truna Jaya, yang menjadi penutup perayaan.

Kirab tersebut juga melibatkan berbagai unsur budaya dari seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk prajurit dan bergodo dari Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kota Yogyakarta, serta kampung Gedong Kiwo. Tak ketinggalan, pelajar dari SMK Negeri 3 Yogyakarta turut ambil bagian dengan membentuk Bergodo Pelajar Bara Manggala sebagai simbol keterlibatan generasi muda dalam pelestarian tradisi Keraton.

Partisipasi lintas generasi ini menunjukkan bahwa semangat kebudayaan Keraton tetap terjaga dan relevan di masa kini.(Awiek R).



Type and hit Enter to search

Close