![]() |
| Foto iring-iringan Penghantar Jenazah PB XIII Menuju Peristirahatan terakhir di komplek Makam Raja-raja Mataram, Imogiri, Bantul |
Penulis: Ade Puziyanto
Bantul (F86) - Iring-iringan penghantar jenazah Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII menuju peristirahatan terakhirnya di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram, Imogiri, Bantul, bukanlah sekadar prosesi pemakaman biasa. Peristiwa ini menjadi manifestasi keagungan budaya Jawa sekaligus cerminan keikhlasan dan penghormatan mendalam dari rakyat kepada pemimpinnya.
Perjalanan jenazah dari Keraton Surakarta menuju Imogiri memancarkan aura sakral yang kental. Setelah prosesi adat di Keraton Solo, mobil jenazah yang membawa peti menuju Pajimatan Imogiri seolah menjadi jembatan antara dua pusat kebudayaan besar Surakarta dan Yogyakarta.
Setibanya di Imogiri, suasana kian haru dan penuh makna filosofis. Ribuan warga, abdi dalem, dan kerabat menyambut kedatangan jenazah dengan suasana khidmat. Rintik hujan yang turun seakan menjadi pertanda semesta turut berduka, menambah kesyahduan dalam penghormatan terakhir ini.
Serah terima jenazah dari pihak Keraton Surakarta kepada Bupati Pajimatan Imogiri menegaskan kuatnya ikatan tradisi Mataram yang masih dijunjung tinggi, bahkan di tengah duka mendalam. Momen ini mengukuhkan PB XIII sebagai pewaris sah trah raja-raja besar Mataram.
Momen paling sakral terjadi saat jenazah ditandu oleh abdi dalem menaiki ratusan anak tangga menuju puncak bukit Pajimatan. Perjalanan menanjak itu bukan hanya ritual fisik, melainkan simbol perjalanan spiritual menuju alam kelanggengan. Setiap langkah, setiap lantunan tahlil, menggambarkan ketulusan dan pengabdian terakhir kepada Sang Raja.
Iring-iringan penghantar jenazah PB XIII menjadi bukti nyata betapa beliau dicintai dan dihormati rakyatnya. Ribuan warga memadati sepanjang rute perjalanan, menandakan adanya ikatan batin yang kuat antara raja dan rakyat.
Kehadiran para tokoh nasional dan pejabat daerah turut mempertegas bahwa PB XIII bukan hanya milik Keraton Surakarta, tetapi juga sosok tokoh bangsa yang berperan besar dalam pelestarian budaya Jawa dan tradisi Mataram.
Prosesi pemakaman PB XIII di Imogiri bukan hanya akhir perjalanan seorang raja, melainkan epilog yang agung dari perjalanan budaya dan spiritual Jawa. Ia meneguhkan warisan leluhur, mengingatkan kita pada nilai keikhlasan, penghormatan, dan ketulusan dalam melepas kepergian pemimpin yang dicintai.
Kepergian PB XIII mengajarkan satu hal penting: bahwa keagungan sejati tidak hanya terletak pada tahta, tetapi juga pada budi dan laku hidup yang meninggalkan jejak di hati rakyatnya.(Red).


Social Footer
Kontributor
Label
Social Media