![]() |
| Tim visitasi Kementerian Agama (Kemenag) RI melakukan kunjungan ke Kabupaten Klaten dalam rangka penilaian Harmony Award 2025 |
KLATEN (F86) - Tim visitasi Kementerian Agama (Kemenag) RI melakukan kunjungan ke Kabupaten Klaten dalam rangka penilaian Harmony Award 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari tahap verifikasi lapangan terhadap daerah-daerah yang lolos nominasi setelah pengisian kuisioner pada 25 September hingga 10 Oktober 2025.
Visitasi dilakukan oleh dua personel tim penilai independen, yakni Dr. Rudi Ahmad Suryadi dan Syarifuddin Lakasan, SE, yang bertugas memverifikasi eviden, melakukan wawancara acak, serta mencocokkan data yang telah dikirimkan sebelumnya. Penilaian ini akan menentukan daerah yang berhak memperoleh penghargaan Harmony Award 2025, dengan hasil akhir diumumkan pada November setelah masa sanggah.
Menurut sumber di Kementerian Agama RI, tahapan penilaian terdiri dari pengisian instrumen, visitasi lapangan, masa sanggah, dan penetapan pemenang. Kategori penghargaan mencakup Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, FKUB Provinsi, serta FKUB Kabupaten/Kota dengan indikator utama: gotong royong, kesetaraan, dan toleransi.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Klaten, KH. Syamsuddin Asyrofi, menyambut baik kunjungan tim visitasi tersebut. Ia menyebut kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Klaten untuk menunjukkan konsistensi dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
“FKUB Kabupaten Klaten menyambut baik visitasi dalam rangka mendapatkan penghargaan Harmony Award dari Kementerian Agama di Kabupaten Klaten,” ujar KH. Syamsuddin Asyrofi kepada Fakta86.com.
Syamsuddin menambahkan, Klaten pernah meraih penghargaan Harmony Award pada tahun 2022 sebagai pengakuan atas upaya Pemkab dan FKUB dalam menjaga suasana aman dan kondusif di daerah.
“Kabupaten Klaten pernah mendapatkan Harmony Award sebagai bentuk penghargaan atas prestasi dalam mewujudkan Klaten yang rukun dan damai,” imbuhnya.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI, Muhammad Adib Abdushomad, menegaskan bahwa penghargaan Harmony Award bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang pembelajaran bersama untuk memperkuat kerukunan nasional. Ia menekankan pentingnya transparansi dan kesinambungan dalam pelaksanaannya.
“Kita tidak hanya melihat siapa yang terbaik, tetapi bagaimana praktik itu memberi dampak luas bagi masyarakat dalam merawat kerukunan,” kata Adib Abdushomad.
Sejak digelar pada 2015, Harmony Award telah melahirkan berbagai inovasi di bidang kerukunan, seperti dialog lintas iman, pendidikan toleransi di sekolah, hingga program pemberdayaan perempuan dan pemuda. Dengan semangat tersebut, Kemenag RI berharap Harmony Award 2025 mampu memperkuat fondasi sosial bangsa dan menjadikan kerukunan sebagai modal utama pembangunan Indonesia.(Dwi H).


Social Footer
Kontributor
Label
Social Media