Label


Breaking News

Malioboro Culture Vibes 2025 Resmi Dibuka: Dua Hari Penuh Budaya, 1000 Kopi Gratis, dan Uji Coba Full Pedestrian

 

Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan atau Kundho Kebudayaan resmi menggelar Malioboro Culture Vibes 2025 selama dua hari, mulai Senin (1/12) hingga Selasa (2/12) 2025. 

Yogyakarta (F86) - Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan atau Kundho Kebudayaan resmi menggelar Malioboro Culture Vibes 2025 selama dua hari, mulai Senin (1/12) hingga Selasa (2/12) 2025. Event ini dipusatkan di kawasan Titik Nol Kilometer, jantung Kota Jogja yang menjadi simpul ruang budaya dan wisata.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari uji coba mitigasi untuk mengantisipasi berbagai potensi permasalahan menjelang rencana penerapan Malioboro Full Pedestrian di masa mendatang.

“Kundho Kebudayaan perlu melakukan uji coba untuk memitigasi potensi permasalahan yang bisa muncul ketika Malioboro nantinya diberlakukan pedestrian total,” ujar Yetti dalam talk show bersama tokoh-tokoh perempuan Jogja di Titik Nol Kilometer, Senin pagi (1/12/2025).

Dalam keterangannya kepada media Fakta86.com, Yetti menjelaskan bahwa event ini diisi dengan beragam atraksi budaya. Salah satunya adalah penampilan PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), organisasi profesi independen yang menaungi para seniman pedalangan di Indonesia.

Selain itu, komunitas Maca Pat juga tampil membawakan sejumlah tembang khas Jawa, seperti Dhandhanggula, Kinanthi, Megatruh, Maskumambang, dan lainnya, menambah suasana khas budaya Jawa yang kental di kawasan Titik Nol Kilometer.

Sementara itu, masyarakat terlihat antusias menyambut program 1000 kopi gratis yang disajikan di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949. Meski pembagian belum dimulai, antrean warga sudah mengular di depan tenda penyajian.

Tidak hanya itu, Malioboro Culture Vibes 2025 juga menghadirkan 1000 porsi sayur lodeh gratis yang disajikan melalui konsep “masak besar” sepanjang Jalan Malioboro. Kegiatan dilanjutkan dengan reresik Malioboro atau bersih-bersih bersama masyarakat dan komunitas.

Di beberapa titik di sisi utara kompleks Malioboro, pengunjung juga disuguhi penampilan jatilan, kesenian Angguk dari Kulon Progo, serta panggung live music.

Yetti Martanti menjelaskan bahwa penerapan pedestrian total Malioboro masih membutuhkan dukungan moda transportasi tradisional, seperti andong dan becak, termasuk penataan titik transit yang ideal bagi mereka sebelum memasuki kawasan Malioboro.

“Pelaksanaan Malioboro pedestrian total membutuhkan dukungan moda transportasi. Harus ada titik transit yang jelas bagi andong dan becak sebelum beraktivitas di Malioboro,” kata Yetti.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, menyambut baik penyelenggaraan Malioboro Culture Vibes 2025.

“Event seperti ini perlu terus dilakukan agar informasi mengenai pengembangan Malioboro bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat,” ungkap GKR Bendara.

Event ini bertujuan untuk menata ulang kawasan budaya dan wisata Malioboro, sekaligus mendukung uji coba Malioboro Full Pedestrian tahap 2. Program ini diharapkan mampu menghadirkan wajah baru Malioboro yang lebih tertib, nyaman, aman, serta berfungsi sebagai ruang publik budaya yang hidup setiap hari, selaras dengan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.(Awiek R).

Type and hit Enter to search

Close